Simbol mahkota dengan ukiran garuda mungkur pada Kereta Paksi Naga Liman mencerminkan pengaruh Hindu dan status kereta sebagai kendaraan raja. Lambang ini menegaskan keagungan, kekuasaan, dan pernah digunakan oleh tokoh penting seperti Pangeran Cakrabuwana, Sunan Gunung Jati, serta para sultan di Keraton Kanoman.
hiasan kepala segitiga berderet di atas dahi, mencerminkan akulturasi Hindu-Islam dalam Kereta Paksi Naga Liman. Selain nilai estetika, Jamang melambangkan kewibawaan dan kepemimpinan seorang ksatria.
aksesoris pada mahkota Kereta Paksi Naga Liman yang berfungsi sebagai hiasan dan penjepit, serta melambangkan pengendalian hasrat duniawi dan kedekatan spiritual dengan Sang Pencipta
ukiran Garuda di belakang mahkota Kereta Paksi Naga Liman, melambangkan pengaruh Hindu dan menegaskan kereta sebagai simbol kekuasaan raja. Digunakan oleh tokoh penting seperti Pangeran Cakrabuwana dan Sunan Gunung Jati, ukiran ini mencerminkan keagungan dan status kenegaraan.
dewa raksasa Hindu, muncul di bagian depan kereta sebagai simbol kewaspadaan dan perlindungan magis, mencerminkan akulturasi Hindu-Islam serta kesiapan menghadapi bahaya.
Simbol Teratai pada Kereta Paksi Naga Liman melambangkan kesucian dan keagungan. Hidup di tiga alam, teratai merepresentasikan spiritualitas tinggi yang sejalan dengan nilai-nilai sakral kereta.
pada Kereta Paksi Naga Liman melambangkan kesiapan tempur dan ketajaman ucapan, pendengaran, serta penglihatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan.
Ekor Kereta Paksi Naga Liman melambangkan dunia bawah dan sisi gelap manusia seperti nafsu dan kekacauan. Bentuk melengkung dan ukirannya yang halus menunjukkan kekuatan, estetika, dan nilai sakral, memperkuat makna kereta sebagai simbol kekuatan spiritual, mitologi, dan kekuasaan.
Proyek ini dibuat untuk keperluan non-komersial dan tujuan edukasi semata.